BREAKING NEWS

6/recent/ticker-posts

Mukhlis Rahman Sosok Tokoh Yang Tidak Silau Dengan Jabatan Setelah Tak Lagi Menjabat Sebagai Walikota Pariaman

Foto : Jupriman

Pariaman --- Mukhlis Rahman Sosok tokoh yang tidak  silau dengan Jabatan setelah tak lagi menjabat sebagai wali kota Pariaman.


Perkenalkan Saya jupriman, pada kesempatan ini ingin  berbagi mengenai sosok Tokoh yang bernama Bapak Mukhlis Rahman.


Beliau adalah seorang Wali Kota yang menjabat selama 2 Periode di Kota Pariaman.


Wali kota pertama yang dipilih secara langsung melalui proses demokrasi di kota Pariaman di tahun 2018 lalu.


Pada Periode kepemimpinan  pertamanya  (tahun 2008-2013 ) beliau berpasangan  dengan  Alm. Helmi Darlis sebagai Wakil Wali Kota.


Di Periode kedua ( tahun 2013-2018)  wakilnya adalah Bapak Genius Umar  yang merupakan Wali kota Pariaman saat ini.


Mukhis Rahman  Sebelum menjabat Wali kota Dia merupakan seorang  ASN dengan jabatan terakhir sebagai SEKDA kota Pariaman.


Secara pribadi Penulis tidak memiliki hubungan yang dekat dengan beliau. Penulis memperkirakan  beliau pun juga tidak kenal dengan penulis.


Hanya saja di beberapa kesempatan Penulis  pernah mendapatkan kesempatan  berfhoto bersama dengan beliau. 


Diantaranya saat Penulis menerima penghargaan sebagai salah satu pemuda pelopor kota Pariaman Tahun 2017.


Penghargaan itu beliau langsung yang memberikan secara simbolis setelah pelaksanaan upacara Sumpah Pemuda ketika  di halaman kantor Wali Kota. 


Ada banyak hal  menarik yang menjadi catatan Penulis tentang  beliau di saat  menjabat sebagai Wali Kota Pariaman.


Diantaranya adalah perhatian beliau terhadap dunia pendidikan. 


Pada masa pemerintahan beliau di periode pertama, Mukhlis Rahman mencetus program unggulan Wajib Belajar 12 Tahun untuk pelajar kota Pariaman.


Tidak hanya mewajibkan  belajar minimal 12 Tahun saja, Namun program tersebut juga didukung dengan menggrtiskan seluruh biaya pendidikan artinya di kota Pariaman memberlakukan gratis biaya sekolah mulai dari jenjang Sekolah  Dasar (SD) sampai Tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMA).


Program unggulan tersebut jelas sangat dirasakan  dampaknya oleh  masyarakat kota Pariaman termasuk Penulis  Sendiri.


Penulis  adalah satu di antara pelajar kota Pariaman yang langsung menikmati program Sekolah Gratis  tersebut.


Penulis masuk sekolah Menengah Atas pada  tahun 2008 yaitu di SMAN 3 Pariaman setelah menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 3 Pariaman.


Sehingga dengan adanya program wajib belajar 12 tahun dan tanpa biaya tersebut, nyaris Orang tua Penulis tidak mengeluarkan uang sepersenpun untuk biaya bulanan dan pembangunan mulai dari sekolah Dasar Sampai tamat SMA.


Bersekolah di SMAN 3 Pariaman yang tidak jauh dari rumah tentu sangat menambah semakin hematnya pengeluaran keluarga kami untuk kebutuhan sekolah. Benar-benar dirasakan Sekali dampak positifnya.


Kita Patut bersyukur program yang digagas masa pemerintahan Mukhlis Rahman itu masih berlanjut sampai sekarang.


Meski sekolah tingkat SMA sudah dibawah pengelolaan dinas pendidikan provinsi namun semangat dan komitmen yang sama masih dipertahankan oleh pemerintah kota Pariaman saat ini yang dipimpin oleh Bapak Genius Umar yang sebelumnya merupakan Wakil beliau di periode kedua menjabat sebagai Wali Kota.


Bahkan pemerintah sekarang juga memperkuat program bidang pendidikan dengan melahirkan program Satu Keluarga Satu Sarjana yang sering disingkat SAGA SAJA. 


Hal berkesan lainya yang Penulis dapati ketika  pemerintahan bapak Mukhlis Rahman adalah Lahirnya program Magrib Mangaji  dan  pemberlakuan aturan  Pembatasan jam bermain orgen Tungkal sampai jam 12 malam di semua bentuk hajatan.


Dua Program itu Menjadi berkesan  bagi Penulis  sebab program  tersebut direalisasikan ketika  beliau kembali dari pelaksanaan Ibadah Haji.


Jujur ada momen yang membuat Penulis sampai terharu bahkan sempat sedikit  mengeluarkan  air mata disaat beliau memaparkan program itu  ketika memberikan kata sambutan di sebuah forum yang penulis hadiri.


Penulis  berkesimpulan ketika itu, terealisasikanya program tersebut buah dari keberkahan yang didapat oleh beliau dari tanah suci.  (Renungan penulis  pribadi)


Arti lain direalisasikannya  program tersebut merupakan Buah tangan beliau dari sepulang haji.


* Magrib Mengaji


Program Magrib mengaji merupakan program yang diperuntukan bagi setiap ASN di lingkungan pemerintah  kota Pariaman. 


Program ini mengarahkan setiap ASN untuk melakukan ibadah sholat magrib di Masjid-masjid tempat ASN tinggal.


Selain itu juga dibentuk Tim yang melihatkan OPD  sesuai dengan jadwal yang dibuat.


Beliau membawa seluruh pegawai / pejabat di setiap OPD untuk magrib berjamaah secara bergilir dari masjid ke masjid.


Setelah sholat magrib kegiatan dilanjutkan dengan membaca Alquran bersama.


Program tersebut tidak hanya diperuntukan untuk bawahanya saja, namun beliau pun juga ikut langsung memimpin pelaksanaan program tersebut.


Kegiatan magrib mengaji diharapkan berdampak dengan terjalinnya silaturahmi pemerintah dengan masyarakat secara langsung.


Adanya interaksi antara tokoh masyarakat setempat dengan Pemerintah, tak jarang kesempatan itu dijadikan sebagai sarana penyampaian keluh kesah dan  penyaluran aspirasi bagi masyarakat. 


Disisi  lain Pemerintahpun juga bisa melihat bagaimana tingkat pengelolaan masyarakat terutama generasi muda yang mengikuti pendidikan Alquran di Desa yang dikunjungi.


*Pembatasan Waktu Orgen Tunggal 


Program pembatasan jam tayang orgen tunggal juga menjadi perhatian khusus beliau di kala itu. 


Pemerintah membuat  tim khusus yang terdiri dari unsur TNI,POLRI,POL PP untuk melakukan Patroli tiap malamnya guna memastikan masyarakat tertib dengan aturan yang dibuat.


Harus kita akui, program tersebut sangat berdampak sekali kepada masyarakat umum,  Karna mampu menghujudkan kenyamanan dan keamanan masyarakat sekitar pemilik hajatan.


Selain terwhujudnya keamanan dan kenyaman,  diberlakukannya Pembatasan jam tayang orgen tunggal  tersebut dapat mempersempit terjadinya transaksi jual beli minuman keras yang biasa menjadi konsumsi sebagian penikmat hiburan orgen tunggal baik pada Acra hajatan pernikahan maupun acara hiburan bertajuk kesenian.


Namun pada akhirnya setelah beliau tidak lagi menjabat program ini tidak lagi berjalan dengan efektif  meski Pariaman sendiri sudah perda ketertiban umum. 


Pelimpahan pengawasan Kegiatan yang menggunakan  orgen tunggal yang dialihkan ke Pemerintan Desa dengan menugaskan kepada Dubalang dan tokoh masyarakat menurut Penulis tidak lagi efektif. Justru  tidak jarang memberikan celah untuk terjadinya pelanggaran.


Hal itu dibuktikan dengan sudah seringnya ditemukan pada hajatan yang orgen tunggal yang  masih berlangsung meski sudah melewati jam 12 malam, bahkan ada juga yg tentap on air mendekati subuh.


Fokus lagi kita  kepada sosok Bapak Mukhlis Rahman. Selepas menyelesaikan amanah sebagai wali kota, Praktis Penulis tidak terlalu mengikuti kegiatan atau  aktivitas beliau.


Sesekali  Penulis hanya melihat  dan menyimak lewat postingan-postingan beliau  media sosial.


Perhatian Penulis  kembali tertuju kepada beliau saat momen Pemilihan Gubernur Sumatera Barat 2018 lalu.


Nama beliau sempat digadang-gadangkan akan menjadi salah satu kandidat calon wakil gubernur.


Awalnya Penulis mengira beliau benar akan mencalonkan diri atau dicalonkan oleh partai politik karna tidak sedang menjabat lagi  sebagai wali kota, ternyata dugaan Penulis salah.


Beliau ternyata tidak ikut mencalonkan diri, Hal tersebut  berbeda dengan Bapak Ali Mukhni Bupati Padang Pariaman 2 periode yang akhirnya menjadi calon wakil gubernur dengan berpasangan dengan Mulyadi.


Ali Mukhni ketika itu mantan Bupati Padang Pariaman yang juga merupakan seorang Ketua DPW Partai PAN.


Sedangkan Mulyani adalah ketua DPW Parai Demokrat Sumbar  yang mengundurkan diri sebagai anggota DPR RI yang dijabatnya.


Selain bapak Ali Mukhni Pilgub juga diikuti oleh bapak Genius Umar yang ketika itu sedang menjabat sebagai wali kota Pariaman.


Regulasi yang memberikan ruang, akhirnya beliau gunakan dengan maju menjadi wakil Irjen Fakhrizal  melalui jalur Independen.


Sedangkan jabatan wali kota Pariaman selama Masa Pemilihan Gubernur  dijalankan oleh bapak Mardison Mahyuddin sampai proses pigub selesai.


Penulis kembali berasumsi atau jangan-jangan Mukhlis Rahman tidak ikut kontestasi Pilgub karna Membidik Pemilihan Legislatif 2019 dengan maju sebagai salah satu calon anggota DPR RI. 


Penulis meyakini bahwa Ketokohan beliau masih sangat diterima oleh masyarakat Pariaman untuk maju pada pemilihan legislatif. Ternyata Dugaan Penulis  Keliru lagi.


Muncul pertanyaan dalam diri Penulis, kenapa ya kok beliau tidak mau lagi terjun ke dunia Politik untuk melanjutkan karir beliau setelah tidak lagi menjabat sebagai wali kota.


Justru Penulis mendapati beliau lebih  sering melakukan aktivitas sosial dan aktivitas kemasyarakatan.


Bahkan beliau aktif di dunia pendidikan dan keagamanan dengan melahirkan pondok pesantren di kota Pariaman.


Penulis  juga sering mendapati beliau memposting nasehat-nasehat agama dan hadist Rasulullah di (FB) Media Sosial beliau.


Hampir setiap pagi beliau mempostingnya, Penulis menduga beliau sebelum subuh sudah melakukan aktivitas ibadah seperti membaca kitab hadist.  Hal tersbut dapat di lihat dari waktu yang tertera pada  postingan yang beliau buat.


Penulis  juga sering ngasih tanda like di postingannya.


Singkat cerita Akhirnya Penulis mendapatkan jawaban, kenapa beliau tidak mau lagi mengambil bagian dari percaturan Politik setelah menyimak wawancara di salah satu podscast  kurang lebih 2 Minggu sebelum Ramadhan 1444 H lalu.


Jadi di podscast tersebut beliau menjelaskan alasan kenapa tidak lagi mau terjun di dunia politik.


Menurut Penulis Alasan beliau sangat sedernaha sekali. Beliau ingin menghabiskan masa-masa tuanya dengan keluarga, Sembari membenahi diri dengan memperkuat ibadah kepada Allah.  


Pendirian pondok pesantren Al Mughni dijadikan sebagai sarana untuk menambah investasi amal jariah beliau nantinya.


Beliau menyadari bahwa selama menjabat dan menjalankan amanah di pemerintahan tentu tidak ada jaminan semua yang dilakukan adalah benar.


Pasti ada kekeliruan yang beliau buat baik disengaja atau tidak disengaja. Sehingga dengan fokus pada memaksimalkan masa-masa senjanya dengan penguatan amal ibadah dan amal jariyah dapat menjadi pelebur kesalahan yang pernah dibuat.


Tentu ini adalah sebuah keputusan yang bijaksana yang dapat kita tauladi dari sosok bapak Mukhlis Rahman.


Apa yang dilakukan oleh Mukhlis Rahman  ini juga sejalan dengan beberpa Tokoh lainya.


Seperti  Irwan Prayitno gubernur Sumbar 2 periode yang memilih mengabdikan dirinya di dunia pendidikan dengan menjadi Rektor kampus Azkia yang berada di Padang.


Hal Senada juga dilakukan oleh salah satu tokoh nasional yaitu  mantan Wakil Presiden Indonesia  bapak Jusuf Kalla yang fokus menjadi ketua Dewan masjid Masjid Indonesia. 


Berbeda halnya  dengan sebagain besar orang  yang cendrung masih tergiur dengan jabatan politik  meski sudah pensin dan  memasuki usia senja.


Akhirnya Penulis mendoakan semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan, keberkahan umur, dan Reski buat bapak Muklis dan keluarga.


Sosok Beliau telah ikut andil memberikan pendidikan bagi Penulis sebagai generasi muda.


Bahwa menjadi  Pejabat bukanlah orentasi sampai Mati.  Tapi ada masanya, ketika masanya selesai maka memberikan ruang dan kesempatan kepada yang lainya adalah keputusan yang bijak guna terbentuknya kaderisasi kepemimpinan yang berkelanjutan. ***